October 20, 2015

Diabetes Gestasional




Di dalam penyakit diabetes, ada 3 jenis diabetes yang dapat dikenali yaitu diabetes tipe1, diabetes tipe 2, dan diabetes gestasional. Diabetes tipe 1 dan 2 sudah kita bahas bersama pada beberapa waktu yang lalu. Sekarang, saatnya kita membahas mengenai masalah diabetes gestasional. Seperti apa gejala dari penyakit ini? apa resikonya? Bagaimana pencegahannya? Dan apa dampaknya bagi penderita? Yuk kita bahas bersama.


Kenapa dinamakan diabetes gestasional? Karena diabetes ini menyangkut kehamilan. Jadi ibut hamil yang terdeteksi terkena penyakit diabetes disebut diabetes gestasional. Dalam pandangan medis, diabetes gestasional adalah suatu kondisi medis dimana terjadi peningkatan gula darah yang tinggi dan bersifat menetap pada wanita hamil yang sebelumnya tidak menderita diabetes.

Pada orang normal, kadar gula diatur oleh insulin, dan membuat glukosa di dalam darah dalam masuk ke dalam setiap sel-sel di tubuh kita. Namun, sewaktu hamil tubuh memproduksi banyak hormon seperti esterogen dan progesterone yang menyebabkan tubuh menjadi resisten terhadap kerja insulin. Akibatnya glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel sehingga kadar glukosa pun menjadi tinggi. Hal ini berpengaruh terhadap janin karena glukosa tersebut mengalir ke janin.

Biasanya pada wanita hamil memproduksi banyak hormone untuk mengatasi peningkatan glukosa di dalam tubuh. Namun, pada beberapa wanita, tubuh mereka tidak bisa menghasilkan cukup insulin sehingga kadar glukosa menjadi tinggi dan mempengaruhi pertumbuhan bayi. Kebanyakan dari wanita yang terkena diabetes gestasional tidak menunjukkan gejala. Dan untungnya sebagian besar dari mereka dapat teratasi dengan perubahan pola makan dan olahraga. Hanya sebagian kecil yang harus menggunakan terapi insulin untuk mengatasi kondisi ini.

Saya mencoba untuk mencari informasi yang cukup mengenai diabetes gestasional ini. salah satu yang menjadi referensi saya adalah Wikipedia karena memang situs terpercaya yang menyajikan konten secara rinci. Dari penelusuran saya, terdapat beberapa informasi sebagai berikut

Diabetes gestasional mempengaruhi setidaknya 3-10% dari kehamilan, tergantung seberapa banyak individu yang diteliti terkait hal ini. Diabetes gestasional  memiliki beberapa gejala dan paling sering didiagnosis dengan pemeriksaan sebelum kehamilan. Dalam tes diagnostic menyatakan bahwa tidak terdapat kadar glukosa yang tinggi dalam sampel darah yang diambil. Dalam artian tidak terdeteksi bahwa sampel tersebut mengandung glukosa dengan kadar tinggi.

Sama seperti masalah diabetes mellitus di kehamilan pada umumnya, bayi yang lahir dari ibu yang tidak diobati ketika terdiagnosis diabetes gestasional, maka dapat menyebabkan berbagai resiko kesehatan seperti gula darah rendah dan penyakit kuning. Bahkan, dapat menyebabkan kejang.

Sebetulnya penyakit ini dapat disembuhkan jika benar-benar mengontrol kadar glukosa. Oleh karena itu mereka yang terkena sering disarankan untuk menjalankan pola hidup yang sehat.

Wanita yang tidak mengontrol tubuhnya setelah terkena diabetes gestasional maka akan beresiko tinggi terkena diabetes tipe 2, atau (sangat jarang) terkena diabetes tipe 1 setelah melahirkan. Serta memiliki peningkatan resiko lebih tinggi dari pra-eklampsia dan operasi Caesar.

Baca Juga : Diabetes Tipe 2

Klasifikasi diabetes gestasional

Diabetes Gestasional secara formal didefinisikan sebagai “apapun tingkatan intoleransi glukosa dengan permulaan atau pengakuan pertama selama kehamilan. Definisi ini menyatakan atau membenarkan bahwa seorang wanita mungkin tidak terkena sebelum terdiagnosis atau kemungkinan yang kedua yaitu telah berkembang bertepatan dengan kahamilan. Seorang wanita didiagnosa terkena diabetes gestasional ketika terjadi intoleransi glukosa secara berkelanjutan lebih dari 24-28 masa kehamilan.

 The White Classification, begitulah namanya. Nama yang digunakan untuk mengklasifikasikan diabetes gestasional berdasarkan resiko dan manajemennya. Dinamai oleh Priscilla White, yang mempelopori penelitian tentang pengaruh jenis diabetes terhadap masa sebelum kehamilan. Dimana ini digunakan untuk menilai resiko ibu dan janin. Dari hal tersebut dapat dibedakan menjadi diabetes gestasional (tipe A) dan diabetes pragestasional (diabetes yang terjadi sebelum kehamilan). Kedua kelompok tersebut kemudian dibagi lagi berdasarkan resiko dan manajemennya.

Untuk diabetes gestasional sendiri dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :

Jenis A1 : Terjadi ketidaknormalan pada Oral Glucose Tolerance Test (OGTT) / tes toleransi glukosa oral, tetapi kadar glukosanya normal selama puasa dan 2 jam setelah makan. Untuk jenis ini cukup menggunakan sedikit modifikasi diet untuk mengontrol glukosanya.

Jenis A2 : Terjadi ketidaknormalan pada Oral Glucose Tolerance Test (OGTT) / tes toleransi glukosa oral, dan diperparah dengan kadar glukosa yang tidak stabil selama puasa dan atau sesudah makan. Untuk itu diperlukan tambahan insulin atau obat lain yang diperlukan.

Kemudian diabetes yang terjadi sebelum kehamilan juga dapat dibagi menjadi 9 jenis, antara lain :
-          Tipe B : dimulai pada usia 20 tahun atau lebih tua dan dengan durasi kurang dari 10 tahun
-          Tipe C : dimulai pada usia 10-19 dan durasinya 10-19 tahun
-          Tipe D : dimulai sebelum usia 10 tahun atau memiliki durasi lebih dari 20 tahun
-          Tipe E : diabetes mellitus nyata dengan pembuluh panggul yang berkapur
-          Tipe F : nefropati diabetic
-          Tipe R : retinopati proliferative
-          Tipe RF : retinopati dan nefropati
-          Tipe H : penyakit jantung iskemik
-          Tipe T : transplantasi ginjal sebelumnya

Kriteria untuk diagnosis diabetes gestasional, menggunakan 100 gram Glukosa Toleransi Test, menurut Carpenter dan Coustan:

     Puasa 95 mg / dl
     1 jam 180 mg / dl
     2 jam 155 mg / dl
     3 jam 140 mg / dl

Kriteria untuk diagnosis diabetes gestasional menurut National Diabetes Data Group:

     Puasa 105 mg / dl
     1 jam 190 mg / dl
     2 jam 165 mg / dl
     3 jam 145 mg / dl

Gejala Diabetes Gestasional
Biasanya untuk diabetes gestasional tidak menunjukkan gejala. Jika memang ada sangat tingan dan sering berhubungan dengan kondisi alami masa kehamilan.

Gejala yang mungkin dapat timbul sebagai berikut :
-          Sering buang air kecil
-          Mengalami infeksi pada kulit, terutama daerah vagina
-          Sering mengalami kelelahan
-          Pandangan kabur
-          Sering merasa haus
-          Berat badan menurun, padahal seharunya semakin meningkat
-          Merasa mual hingga muntah

Namun bukan berarti ketika terjadi gejala yang disebutkan diatas seseorang langsung divonis mengindap diabetes gestasional. Perlu dilakukan serangkain tes dan screening guna mengetahui penyakit diabetes ini.

Penyembuhan diabetes gestasional

Beberapa wanita yang terkena diabetes gestasional dapat melakukan pengaturan pola makan saja, sedangkan untuk yang lain diperlukan tambahan insulin melalui suntikan.

Untuk itu  sering-seringlah melakukan kontrol ke dokter untuk memeriksakan kesehatan ibu dan anak. Dengan begitu dapat dimonitor sepanjang masa kehamilan. Apakah terdapat keanehan yang berujung pada penyakit diabetes gestasional atau tidak.

Bagi yang sudah dinyatakan terkena maka dapat melakukan pengaturan pola makan. Berikut poin yang dapat kami sampaikan :
-          Memenuhi kebutuhan karbohidrat melalui buah dan sayur, juga perlu ditambhakan karbohidrat kompleks seperti roti dan nasi.
-          Kurangi konsumsi makanan yang mengandung gula berlebih seperti softdrink, jus buah, dll.
-          Tidak terlalu banyak mengonsumsi lemak dan protein

Dapat juga melakukan senam kehamilan selain untuk menjaga kesehatan ibu dan anak. Dapat berfungsi untuk menjaga level glukosa dalam darah agar tetap normal. Ingat, selama kita benar-benar menjaga kesehatan (khususnya bagi ibu hamil) maka insya Allah tidak akan terkena penyakit ini.

Semoga kita dapat terhindar dari penyakit ini ya. Jangan lupa untuk menjaga kesehatan dan juga segera kunjungi dokter jika mengalami permasalahan yang terjadi di tubuh. Jangan sampai dibiarkan, karena nantinya penanganannya akan jauh lebih sulit. Sampai bertemu pada artikel berikutnya.

No comments:

Post a Comment