Kisah Sukses Sarah Boison |
Nama: Sarah Boison,
usia 25
Lokasi: Washington, DC
Saya didiagnosis mengidap Penyakit diabetes tipe 2 pada 5 Desember 2012. Saya memang merasa sakit bulan sebelumnya, tapi saya pikir itu disebabkan stres dari kelas pascasarjana saya di Georgetown University. Saya benar-benar menunjukkan semua tanda-tanda yang di alami penderita diabetes pada umumnya seperi rasa haus yang berlebih, merasa lelah, sering pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil. Namun saya tidak diberitahu akan kejadian yang menimpa saya sehingga saya tidak tahu ternyata itu diabetes. Kemudian saya pergi ke dokter dan menemukan glukosa darah saya di pertengahan 300 dan A1C saya (ukuran saat kontrol glukosa darah rata-rata untuk 2 sampai 3 bulan terakhir) adalah 10,7.
Lokasi: Washington, DC
Saya didiagnosis mengidap Penyakit diabetes tipe 2 pada 5 Desember 2012. Saya memang merasa sakit bulan sebelumnya, tapi saya pikir itu disebabkan stres dari kelas pascasarjana saya di Georgetown University. Saya benar-benar menunjukkan semua tanda-tanda yang di alami penderita diabetes pada umumnya seperi rasa haus yang berlebih, merasa lelah, sering pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil. Namun saya tidak diberitahu akan kejadian yang menimpa saya sehingga saya tidak tahu ternyata itu diabetes. Kemudian saya pergi ke dokter dan menemukan glukosa darah saya di pertengahan 300 dan A1C saya (ukuran saat kontrol glukosa darah rata-rata untuk 2 sampai 3 bulan terakhir) adalah 10,7.
Ketika mereka (dokter) bilang saya mempunyai diabetes tipe 2, saya merasa takut dan keluarga saya menjadi khawatir. Nenek saya memiliki diabetes dan akhirnya meninggal tahun lalu karena komplikasi. Tapi dengan kejadian yang menimpa nenek saya, maka dapat membuka dialog keluarga, karena saya menemukan semua anggota keluarga bekerja keras untuk menjaga glukosa darah mereka pada tingkat normal. Meskipun mereka tidak memerlukan obat-obatan saat ini, di beberapa titik mereka semua dianggap memiliki pradiabetes.
Baca Juga artikel : Cegah Prediabetes Sebelum Menjadi Diabetes
Saya telah melewati tahap kesedihan. Awalnya, saya menyangkal mengenai diet yang harus dilakukan dan masih berpikir bisa memakan makan apa pun yang saya inginkan. Tapi saya menemukan pengalaman pahit ketika makanan tersebut membuat kondisi saya menjadi semakin buruk. Dengan kejadian seperti itu, maka saya memutuskan untuk melakukan perubahan besar dengan mengubah diet dan perlahan-lahan menambah jam latihan.
Saya telah melewati tahap kesedihan. Awalnya, saya menyangkal mengenai diet yang harus dilakukan dan masih berpikir bisa memakan makan apa pun yang saya inginkan. Tapi saya menemukan pengalaman pahit ketika makanan tersebut membuat kondisi saya menjadi semakin buruk. Dengan kejadian seperti itu, maka saya memutuskan untuk melakukan perubahan besar dengan mengubah diet dan perlahan-lahan menambah jam latihan.
Hal tersebut sangat sulit untuk dilakukan karena yang awalnya makan banyak “junk food” dan makanan
yang mengandung karbohidrat berlebih kemudian hanya makan biji-bijian, buah-buahan dan
sayuran. Dulunya saya memasak banyak makanan di rumah, dengan makan lima atau enam
kali sehari dan hanya minum air.
Saya harus mengubah cara melihat makanan, karena jujur saya termasuk pemakan emosional,
dimana ketika melihat makanan ingin menyantapnya walaupun perut dalam kondisi
kenyang. Kemudian saya juga menikmati makan untuk hiburan. Sekarang, saya beralih
pikiran dengan melihat makanan sebagai “bahan bakar” dan mencoba untuk
makan makanan yang akan memberikan energi sepanjang hari dan selama latihan
saya. Bukan makanan yang hanya enak dimulut saja.
Saya membeli produk dari American Diabetes Association, yang membantu saya keluar setiap hari. Saya juga berolahraga lima atau enam kali seminggu sekarang. Itu sulit pada awalnya, tapi saya dapat bertahan dan sekarang dapat berjalan di treadmill dan angkat beban untuk 50- 70-pound. Saya sudah kehilangan 20 pound sejak saya mulai bekerja pada bulan Desember!
Baca Juga : Kisah Sukses Penderita Diabetes Tipe 2, Lauren dan Julee Kopkowski
Keluarga, teman-teman dan rekan sangat mendukung, tapi saya benar-benar harus mengambil keputusan yang akan merubah hidupku. Pada 24 tahun, semua orang ingin pergi keluar dan minum, pesta dan makan makanan menggemukkan setelah jam delapan malam, dan saya benar-benar harus mendisiplinkan diri.
Saya memutuskan untuk menghentikan minum alkohol dan ketika saya pergi keluar dengan teman-teman saya pastikan mereka terus saya jawab. Saya merencanakan kondisi ke depan dengan mengatur jadwal makan. Dalam jadwal yang terdiri dari makan siang atau makan malam.
Saya menemukan satu ton informasi untuk orang tua dengan diabetes tipe 2, tetapi tidak banyak informasi atau cara untuk mengatasi tipe 2 saat Anda berada di usia 20-an. Tapi saya juga belajar bahwa saat ini lebih banyak orang muda didiagnosis dengan tipe 2 daripada di masa lalu. Tak satu pun dari teman-teman saya tahu ciri-ciri orang yang terkena diabetes sebelum saya didiagnosis. Dan karena saya banyak belajar mengenai diabetes, saya pun mendidik mereka juga.
Ketika Anda masih berusia muda dan terkena diabetes tipe 2, maka akan sangat mudah bagi anda untuk merasa malu, menyendiri atau seperti saya yang hanya bisa menyalahkan diri sendiri. Menerapkan sikap yang benar, mengambil tanggung jawab dan memiliki dukungan adalah sangat penting untuk kesuksesan saya sejauh ini.
Saya membeli produk dari American Diabetes Association, yang membantu saya keluar setiap hari. Saya juga berolahraga lima atau enam kali seminggu sekarang. Itu sulit pada awalnya, tapi saya dapat bertahan dan sekarang dapat berjalan di treadmill dan angkat beban untuk 50- 70-pound. Saya sudah kehilangan 20 pound sejak saya mulai bekerja pada bulan Desember!
Baca Juga : Kisah Sukses Penderita Diabetes Tipe 2, Lauren dan Julee Kopkowski
Keluarga, teman-teman dan rekan sangat mendukung, tapi saya benar-benar harus mengambil keputusan yang akan merubah hidupku. Pada 24 tahun, semua orang ingin pergi keluar dan minum, pesta dan makan makanan menggemukkan setelah jam delapan malam, dan saya benar-benar harus mendisiplinkan diri.
Saya memutuskan untuk menghentikan minum alkohol dan ketika saya pergi keluar dengan teman-teman saya pastikan mereka terus saya jawab. Saya merencanakan kondisi ke depan dengan mengatur jadwal makan. Dalam jadwal yang terdiri dari makan siang atau makan malam.
Saya menemukan satu ton informasi untuk orang tua dengan diabetes tipe 2, tetapi tidak banyak informasi atau cara untuk mengatasi tipe 2 saat Anda berada di usia 20-an. Tapi saya juga belajar bahwa saat ini lebih banyak orang muda didiagnosis dengan tipe 2 daripada di masa lalu. Tak satu pun dari teman-teman saya tahu ciri-ciri orang yang terkena diabetes sebelum saya didiagnosis. Dan karena saya banyak belajar mengenai diabetes, saya pun mendidik mereka juga.
Ketika Anda masih berusia muda dan terkena diabetes tipe 2, maka akan sangat mudah bagi anda untuk merasa malu, menyendiri atau seperti saya yang hanya bisa menyalahkan diri sendiri. Menerapkan sikap yang benar, mengambil tanggung jawab dan memiliki dukungan adalah sangat penting untuk kesuksesan saya sejauh ini.
Saya bisa mendapatkan
glukosa darah puasa turun dari pertengahan-300 menjadi kurang dari 99 dalam dua minggu.
Sekarang gula darah saya konsisten berada dalam rentang normal, dan dokter saya
telah menurunkan dosis metformin saya. Belum lagi, saya masih punya
kehidupan sosial yang aktif! Ketika saya makan, saya membuat pilihan yang akan
membantu menjaga gula darah saya turun dan membantu saya mencapai tujuan
kebugaran tubuh.
Saya benar-benar ingin membantu orang-orang yang berusia muda di luar sana antara usia 18 dan 35, terutama yang berusia 20-an, karena itu waktu beralihan yang cukup besar. Namun, Jadwal saya tidak konsisten sekarang karena saya bekerja begitu awal dan pulang sangat larut setelah kelas saya. Sehingga saya benar-benar harus berpikir di luar pemikiran biasanya untuk mengatur pekerjaan saya tersebut.
Saya benar-benar ingin membantu orang-orang yang berusia muda di luar sana antara usia 18 dan 35, terutama yang berusia 20-an, karena itu waktu beralihan yang cukup besar. Namun, Jadwal saya tidak konsisten sekarang karena saya bekerja begitu awal dan pulang sangat larut setelah kelas saya. Sehingga saya benar-benar harus berpikir di luar pemikiran biasanya untuk mengatur pekerjaan saya tersebut.
Sangat mudah memberitahu
seseorang untuk memasak makan malam jika mereka pulang pada 6 atau 7 malam, tapi bagaimana kondisi
seorang
siswa yang tidak pulang sampai tengah malam? Atau bagaimana jika mereka yang
berumur 20-an tidak tahu bagaimana memasak atau memilih makanan? Akan lebih bagus
lagijika orang-orang yang berusia 20-an mulai berbicara tentang diabetes
tipe 2
dan memberikan tips untuk mengatasi hal itu pada usia ini.
No comments:
Post a Comment